Menurut Imam Al-Ghazali : Sunat zikir Jahar itu diberjama'ahkan di masjid , kerana dengan banyaknya suara itu membuat lebih cepat lembutnya hati , seperti sebuah batu dipukul beramai-ramai , sudah tentu akan lebih cepat belahnya (hancur).
Di dalam kitab BidayatusSalikin menerangkan terdapat 6 hikmah zikir jahar iaitu :
1. Ijtima'i Satati Qolbi Sahibi
Mengumpulkan terpecahnya ingatan hati manusia yang sedang berzikir : Penyatuan kembali pecahan ingatan
2. Himmatun 'Aliyyah
Membuat tinggi cita-cita dalam menjalankan ibadah kepada Allah dan menegakkan hukum Allah
3. Anisul Mutawahis
Menjinakkan perkara yang seringkali liar
4. Jarrul Khoir
Menarik kepada kebaikan
5. Khotratus Samawiyyah
Bisikan-bisikan dari langit
6. Miftahul Ghoib
Terbuka segala sesuatu yang samar (bersifat ghoib)
untuk keterangan lanjut mengenai huraian di atas akan saya tambahkan pada masa yang akan datang. Semoga Bermanfaat untuk semua. Amin
Sunday, January 2, 2011
Saturday, January 1, 2011
Syarat-syarat mengamalkan zikir Laa ilaaha illallah
Seperti yang tertulis dalam kitab Sirrul Asros karya agung Syeikh Abdul Qodir Jailani , ada 3 syarat utama dalam penyebutan kalimah Laa Ilaaha Illallah sebagai amalan seperti yang diamalakan oleh Thoriqot Qoodiriyyah.
1.Wudhuk Yang Sempurna
Seorang salik yang serius ingin mengamalkan zikir Laa Ilaaha Illallah haruslah dalam keadaan berwudhuk , maksudnya suci zahir dan batin kerana kalimah suci harus ditempel pada tubuh yang suci tidak kira zahir dan batin. Tubuh yang berwudhuk melambangkan tubuh yang dalam kesucian dan siap sedia untuk menerima pancaran nur yang terhasil dari amalan kalimah Laa Ilaaha Illallah...
2. Dengan Suara Yang kuat dan Jelas
Kalimah Laa Ilaaha Illallah itu mengandungi 12 huruf , tidak boleh dikurangi atau ditambah walau satu huruf sekalipun. Kerana itulah pengucapan dan penyebutan yang benar termasuk dengan Madnya harus diperolehi dari Guru yang Mursyid dan melalui khalifahnya atau wakil talqinnya.
Dibunyikan dengan kuat (Jahar) agar memberi bekas kepada setiap latifah yang ada di dalam tubuh batin manusia serta membantu si salik untuk memberikan tumpuan sepenuhnya. Nanti akan dihuraikan dalam bab seterusnya kelebihan zikir secara jahar.
3. Dengan "Pukulan" @ Hentakan yang kuat
Maksud pukulan di sini bukanlah dengan pukulan tangan atau sebagainya , tetapi dengan kekuatan rohani yang dibantu dengan pengucapan kuat dan jelas ketika "Illallah" seolah - olah pengucapan itu di patri di dalam Qolbu agar tidak goyah lagi. Kenapa mesti dengan hentakan yang kuat ? dalam Surah Al Baqaroh Allah sudah menggambarkan hati manusia itu keras seperti batu , bahkan lebih keras lagi. Nah , jadi kalau ada tukulnya (Kalimah Laa Ilaaha Illallah ) tapi dipalu dengan perlahan , jangankan batu bisa pecah , retak pun belum tentu..sebab itulah dalam Thoriot Qoodiriyyah itu , lafaznya harus dibunyikan beserta hentakan yang kuat.
Huraiannya saya perolehi dari K.H Sandisi, imam Masjid Nurul Asror Pontren Suryalaya
1.Wudhuk Yang Sempurna
Seorang salik yang serius ingin mengamalkan zikir Laa Ilaaha Illallah haruslah dalam keadaan berwudhuk , maksudnya suci zahir dan batin kerana kalimah suci harus ditempel pada tubuh yang suci tidak kira zahir dan batin. Tubuh yang berwudhuk melambangkan tubuh yang dalam kesucian dan siap sedia untuk menerima pancaran nur yang terhasil dari amalan kalimah Laa Ilaaha Illallah...
2. Dengan Suara Yang kuat dan Jelas
Kalimah Laa Ilaaha Illallah itu mengandungi 12 huruf , tidak boleh dikurangi atau ditambah walau satu huruf sekalipun. Kerana itulah pengucapan dan penyebutan yang benar termasuk dengan Madnya harus diperolehi dari Guru yang Mursyid dan melalui khalifahnya atau wakil talqinnya.
Dibunyikan dengan kuat (Jahar) agar memberi bekas kepada setiap latifah yang ada di dalam tubuh batin manusia serta membantu si salik untuk memberikan tumpuan sepenuhnya. Nanti akan dihuraikan dalam bab seterusnya kelebihan zikir secara jahar.
3. Dengan "Pukulan" @ Hentakan yang kuat
Maksud pukulan di sini bukanlah dengan pukulan tangan atau sebagainya , tetapi dengan kekuatan rohani yang dibantu dengan pengucapan kuat dan jelas ketika "Illallah" seolah - olah pengucapan itu di patri di dalam Qolbu agar tidak goyah lagi. Kenapa mesti dengan hentakan yang kuat ? dalam Surah Al Baqaroh Allah sudah menggambarkan hati manusia itu keras seperti batu , bahkan lebih keras lagi. Nah , jadi kalau ada tukulnya (Kalimah Laa Ilaaha Illallah ) tapi dipalu dengan perlahan , jangankan batu bisa pecah , retak pun belum tentu..sebab itulah dalam Thoriot Qoodiriyyah itu , lafaznya harus dibunyikan beserta hentakan yang kuat.
Huraiannya saya perolehi dari K.H Sandisi, imam Masjid Nurul Asror Pontren Suryalaya
Subscribe to:
Posts (Atom)